Powered By Blogger

Kamis, 31 Maret 2011

ASKEP ULKUS PEPTIKUM


A. KONSEP DASAR MEDIK
DEFENISI
Ulkus peptikum adalah rusaknya lapisan mukosa pada daerah lambung duodenum dalam esophagus. Ulkus peptikum sering disebut sebagai ulkus lambung,duodenal atau esophageal.

ETIOLOGI
Ulkus terbentuk apabila sel-sel mukosa usus tidak menghasilkan mucus yang adekuat untuk melindungi diri terhadap pencernaan asam atau apabila terjadi produksi asam yang berlebihan di lambung yang mengalahkan pertahanan mucus. Penyaluran asam yang berlebihan ke duodenum juga akan mengakibatkan ulkus.
Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami meskipun bakteri gram negatif H.Pylori telah sangat diyakini sebagai penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptikum terjadi hanya pada area saluran Gastrointestinal yang terpajan pada asam hidroklorida dan pepsin.

PATOFISIOLOGI
Ulkus peptikum terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida dan pepsin). Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam-pepsin atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa.
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
a.Fase sefalik ( psikis )
Dimulai dengan adanya rangsangan seperti pandangan ,bau atau rasa makanan dimana reseptor kortikal serebral bekerja merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan mempunyai sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan saring secara konfensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum.
b.Fase lambung
Pada fase lambung, asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi terhadap reseptor di dinding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
c.Fase usus
Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap menjadi gastrin, yang pada intinya dapat merangsang sekresi asam lambung).

MANIFESTASI KLINIK.
1.Nyeri
Biasanya, pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul seperti tertusuk atau sensasi bakar di epigastrium tengah atau dipunggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks lokal yang memulai kontraksi otot halus sekitarnya.
2.Muntah
Meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat mejadi ulkus peptikum hal ini dihubungkan dengan obstruksi jalan keluar lambung oleh spasme mukosa pylorus atau oleh obstruksi mekanis, yang dapat dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus akut.
3.Konstipasi dan perdarahan
Konstipasi dapat terjadi pada pasien dengan ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan.

EVALUASI DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran gastrointestinal dapat menunjukan adanya ulkus.
2.Endoskopi gastrointestinal atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi.
3.Pemeriksaan feses dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium negatif terhadap darah samar.
4.Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria (tidak terdapat asam hidroklorida dalam getah lambung dan syndrom ZOLLINGER-ELLISON).

KOMPLIKASI
1.Hemoragi-gastrointestinal atas
2.Perforasi
3.Penetrasi
4.Obstruksi pilorik ( obstruksi jalan keluar lambung )

PENATALAKSANAAN
1.Identifikasi dan penghindaran makanan yang menyebabkan sekresi HCL yang berlebihan.
2.Pendidikan ( HE ) mengenai menghindari alkohol dan kafein.
3.Berhenti merokok karena tembakau dapat memperlambat penyembuhan.
4.Penatalaksanaan stress, teknik-teknik relakasasi atau sedatif untuk mengatasi pengaruh psikologis.
5.Antasid untuk menetralkan asam.
6.Salah satu kemajuan dalam pengobatan adalah pemberian antibiotik yang spesifik untuk H. Pylori.
7. Antagonis reseptor histamin 2 untuk mengurangi sekresi asam oleh sel-sel parietal.

B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Data pengkajian ulkus peptikum meliputi :
Nyeri ulkus peptikum biasanya digambarkan sebagai rasa terbakar atau menggrogoti dan terjadi kira-kira 2 jam setelah makan. Nyeri ini sering membangunkan pasien antara tengah malam dan jam 3 pagi. Pasien biasanya mengatakan bahwa nyeri dihilangkan dengan menggunakan antasida, makan makanan atau dengan muntah.
Pasien ditanyakan kapan muntah terjadi, bila terjadi seberapa banyak? Apakah muntahan merah terang atau seperti warna kopi.
Apakah pasien mengalami defekasi disertai feses berdarah?
Mengkaji kebiasaan makan pasien, termasuk kecepatan makan, makanan reguler, kesukaan terhadap makanan yang pedas, penggunaan bumbu, penggunaan minuman yang mengandung kafein.
Kaji tingkat ketegangan pasien atau kegugupan.
Apakah pasien merokok? Bila ya, seberapa banyak?
Bagaimana pasien mengekspresikan marah, terutama dalam konteks kerja dan kehidupan keluarga.
Adakah stress pekerjaan atau ada masalah dengan keluarga.
Adakah riwayat keluarga dengan penyakit ulkus.
Pemeriksaan tanda-tanda vital sebagai indikator anemia
( takikardia dan hypotensi ).
Pemeriksaan feses terhadap darah samar.
Pemeriksaan fisik, khususnya pada abdomen di palpasi untuk melokalisasi nyeri tekan.
2.Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan dapat mencakup :
Nyeri b/d efek sekresi asam lambung pada jaringan yang rusak.
Ansietas b/d koping dengan penyakit akut.
Kurang pengetahuan tentang pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi.
3.Perencanaan dan Implementasi
Tujuan
Tujuan utama dapat mencakup penghilangan nyeri, penurunan ansietas, penambahan pengetahuan tentang pelaksanaan dan pencegahan kekambuhan ulkus dan tidak adanya komplikasi.
Intervensi keperawatan
oMenghilangkan nyeri
Penghilangan nyeri dapat dilakukan dengan obat yang diresepkan. Aspirin dan makanan serta minuman yang mengandung kafein (cola, teh, kopi, coklat) dihindari. Pasien dianjurkan untuk makan dalam suasana rileks. Pasien selanjutnya dianjurkan teknik relaksasi untuk membantu mengatasi stress dan nyeri serta meningkatkan upaya penghentian merokok.
oMengurangi ansietas
Perawat mengkaji apakah pasien mengetahui dan ingin mengetahui tentang diagnosa penyakit serta mengevaluasi tingkat ansietas. Informasi diberikan sesuai tingkat pemahaman pasien, dan semua pertanyaan dijawab. Pasien dianjurkan untuk mengekspresikan rasa takut secara terbuka. Tes diagnostik dijelaskan dan obat-obatan diberikan sesuai jadwal. Perawat berinteraksi dengan pasien dengan cara yang rileks dan membantu dalam mengidentifikasi stressor serta menjelaskan teknik koping efektif dan metode relaksasi. Perawat mendorong keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan dan memberikan dorongan emosional bila tepat.
oPendidikan pasien dan pertimbangan rencana pulang
Untuk mengatasi penyakit ulkus dengan berhasil, pasien harus memahami situasi dan faktor-faktor yang akan membantu atau memperberat kondisi terdiagnosis, antara lain:
Obat-obatan
Apakah pasien mengetahui jenis obat-obatan yang digunakan dirumah? (termasuk nama, dosis, frekuensi, dan kemungkinan efek samping). Apakah pasien memahami pentingnya melanjutkan obat-obatan meskipun setelah tanda dan gejala berkurang?. Apakah pasien mengetahui jenis obat yang harus dihindari?.
Diet
Apakah pasien mengetahui mana yang cenderung menyebabkan gejala?. Apakah pasien mengetahui bahwa kopi, teh, cola dan alkohol mempunyai potensial menghasilkan asam?. Apakah pasien memahami kebutuhan untuk menghindari makan terlalu banyak serta pentingnya makan teratur dalam suasana rileks?.

Merokok
Apakah pasien mengetahui bahwa merokok meningkatkan iritasi pada ulkus dan dapat mempengaruhi penyembuhan ulkus?. Apakah perawat membuat pasien sadar akan adanya program untuk penghentian merokok?.
Istirahat dan penurunan stress
Apakah pasien sadar tentang sumber stress dalam keluarga dan lingkungan kerja?. Apakah penyakit ini dan situasi lain menimbulkan gejala stres atau koping buruk dalam keluarga atau lingkungan kerja?. Dapatkah pasien beristirahat selama siang hari?. Dapatkah pasien merencanakan untuk menambahkan periode istirahat atau rileks setelah periode stress yang tidak dapat dihindari? Apakah pasien memerlukan konseling psikososial?
Kewaspadaan terhadap komplikasi
Apakah pasien sadar terhadap tanda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan?
Hemoragi: kulit dingin, konfusi, peningkatan frekwensi jantung, sulit bernafas, darah dalam feces.
Penetrasi dan perforasi: nyeri abdomen berat, abdomen kaku dan nyeri tekan, muntah, peningakatan suhu, peningkatan frekwensi jantung.
Obstruksi pilorik: mual, muntah, distensi abdomen, nyeri abdomen.
Perawatan pasca-pengobatan
Apakah pasien memahami bahwa pengwasan lanjutan diperlukan selama kira-kira satu tahun dan bahwa ulkus dapat kambuh? Apakah pasien mengetahui cara mencari bantuan medis bila gejala berulang? Pasien dan keluarga diinformasikan bahwa pembedahan tidak menjamin kesembuhan ulkus.
o Memantau hemoragi gastrointestinal atas
Perawat mengkaji pasien terhadap gejala pusing atau pingsan, mual dapat mendahului atau menyertai perdarahan. Tanda vital dievaluasi untuk takikhardi, hipotensi dan takipnea. Feses ditest terhadap darah nyata atau samar dan haluaran urine 24 jam dicatat untuk mendeteksi anuria atau oliguria (tidak ada atau terjadi penurunan produksi urine). Seringkali perdarahan dari ulkus peptikum berhenti secara spontan, namun kekambuhan perdarahan. Karena perdarahan dapat fatal, maka penyebab dan beratnya hemoragi dengan cepat diidentifikasi dan kehilangan darah diatasi untuk mencegah syok hipovolemik.
Penatalaksanaan perdarahan saluran gastro intestinal atas terdiri dari:
a.Penentuan cepat jumlah kehilangan darah dan kecepatan perdarahan
b.Dengan cepat mengganti darah yang telah hilang
c.Menghentikan perdarahn dengan air atau lavase salin
d.Menstabilkan pasien
e.Mendiagnosa dan mengobati penyebab
Tindakan untuk mengatasi perdarahan:
a.Persiapan jalur intavena perifer untuk infus salin atau larutan ringer lactat dan darah dibuat. Perawat perlu membantu pemasangan aarteri pulmonal untuk memantau hemodinamik. Terapi komponen darah dimulai bila ada tanda-tanda takhikardi, berkeringat dan dingin pada ekstremitas.
b.Hemoglobin dan hematokrit dipantau untuk membantu mengevaluasi perdarahan.
c.Kateter urine indweling dipasang untuk memantau haluaran urine.
d.Intubasi nasogastrik digunakan untuk membedakan darah segar dari materi kopi gelap, membantu menghilangkan bekuan dan asam, mencegah mual dan muntah dan untuk pemantauan lebih lanjut.
e.Terapi oksigen dapat diberikan khususnya untuk pasien lansia.
f.Pasien ditempatkan pada posisi recumbent untuk mencegah syok hipopolemik. Namun untuk mencegah aspirasi akibat muntah, pasien ditempatkan pada posisi miring.
g.Tanda vital dipantau sesuai kondisi klien.
oMemantau adanya perforasi
Tanda dan gejala yang perlu diperhatikan mencakup hal berikut:
a. Nyeri abdomen atas yang tiba-tiba dan hebat (menetap dan meningkat dalam intensitas)
b.Nyeri yang dapat menyebar ke bahu khususnya bahu kanan karena iritasi saraf frenik di diafragma
c.Muntah dan kolaps (pingsan)
d.Nyeri tekan dan kaku hebat pada abdomen (seperti papan)
e.Syok

Intervensi bedah segera didindikasikan karena peritonitis kimia terjadi dalam beberapa jam setelah perforasi dan diikuti dengan peritonitis bakterial, perforasi harus ditutup dengan cepat.
oMemantau adanya penetrasi atau obstruksi
Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung dan epigastrik yang tidak hilang dengan obat yang biasa efektif. Seperti juga perforasi, penetrasi biasanya memerlukan intervensi bedah. Obstruksi pilorik terjadi bila area distal pada sfingter pilorik menjadi jaringan parut dan mengeras karena spasme atau edema atau karena jaringan parut yang terbentuk bila ulkus sembuh dan rusak. Pasien mempunyai gejala mual dan muntah, konstipasi, lambung penuh dan akhirnya penurunan berat badan.
4.Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
Bebas dari nyeri diantara makan.
Sedikit mengalami ansietas dengan menghindari stress.
Mematuhi program terapeutik
oMenghindari makanan dan minuman yang mengiritasi
oMakan dengan jadwal teratur
oMeminum obat yang diresepkan sesuai jadwal
oMenggunakan mekanisme koping untuk mengatasi stress
Tidak mengalami komplikasi


DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner and suddart. 2000. Keperawatan medical bedah volume 2. Edisi 8. Jakarta: EGC.
2. Crowin Elizabet.J. 2000. Patofisiologi, Jakarta, EGC.
3. Swearingen. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 2 Jakarta: EGC.

Panduan Dasar Hygiene Makanan (V)


Tempat kerja harus tetap bersih dan rapi dan didesinfeksi secara teratur. Penting untuk mengetahui bagaimana membersihkan semuanya secara teratur untuk menjaganya agar aman digunakan.
MEMBERSIHKAN SECARA TERATUR
Membersihkan adalah sebuah kerja keras yang membutuhkan energi. Agar permbersihan lebih efektif sebaiknya digunakan air panas, detergent dan beberapa usaha pembersihan secara fisik. Detergent adalah bahan kimia yang membantu melarutkan minyak dan membuang kotoran.

Meskipun permukaan tersebut sudah kelihatan bersih, masih memungkinkan terdapat bakteri disana. Proses desinfeksi sangat diperlukan untuk memastikan permukaan tresebut aman.

Desinfeksi adalah pengurangan bakteri sampai level yang aman. Cara umum yang digunakan adalah dengan menggunakan air panas ( ± 82°C), uap panas atau desinfektan yang sesuai.

Sebelum memulai pembersihan, jauhkan atau tutup semua makanan.

Untuk membersihkan sesuatu secara teratur, sebaiknya mengikuti 6 tahap berikut :
Pre clean / pra pembersihan, membuang kotoran atau menyingkirkan makanan sebelum dilakukan pembersihan utama. Pembersihan utama sebaiknya dilakukan dengan air panas dan detergent. Pastikan bahwa detergent pencuci telah bersih dari barang-barang yang dibersihkan dengan jalan membilasnya. Sebelum menggunakan desinfektan, agar peralatan bersih dapat dilakukan desinfeksi dan kemudian lakukan pembilasan akhir dengan menggunakan air hangat untuk membuang desinfektan dari alat.
Biarkan peralatan kering dengan sendirinya karena mengeringkannya dengan menggunakan lap dapat menyebarkan bakteri. Jika akan mengeringkannya dengan lap, gunakan dari bahan kertas yang bersih dan kering.

Bahan pensanitasi (sanitizer) dapat membersihkan dan mendesinfeksi peralatan. Sanitizer berupa bahan kimia yang terdiri dari campuran detergent dan desinfektan dalam satu larutan sehingga dapat terkombinasi tahap 2, 3 dan 4 dalam satu bahan.
Jangan mencoba untuk mengkombinasikan bahan kimia sendiri.

Enam tahap pembersihan dapat diterapkan pada seluruh tempat pembuatan makanan, sebagai contoh :
1.      Pre Clean – sikat debu yang berasal dari sisa-sisa/remahan makanan dan lapisan permukaan alat. Gunakan kain penggosok untuk menghilangkan noda yang bandel.
2.      Main Clean – gunakan air bersih dan detergent. Perhatikan areal yang sulit dibersihkan misalnya bagian sudut.
3.      Pembilasan – gunakan air bersih dan lap bersih
4.      Desinfeksi – gunakan larutan desinfeksi dan biarkan beberapa saat
5.      Pembilasan akhir – gunakan air bersih dan lap bersih
6.      Pengeringan    biarkan kering secara alami

Panduan Dasar Hygiene Makanan (VI)


Jika anda bekerja dengan makanan, sangat penting anda ketahui bahwa anda harus bersih dan memakai pakaiana pelindung yang bersih.
SEBELUM MULAI BEKERJA
Lepaskan pakaian luar anda jauh dari area persiapan makanan. Ganti sepatu anda sehingga tanah dan debu dapat dihindarkan dari area kerja.

RAMBUT

Rambut mengandung bakteri. Jika jatuh secara alami – anda dapat kehilangan sampai 100 rambut perhari. Hal ini menjadikan kepala anda seperti sumber kontaminasi.

Rambut seharusnya bersih, diikat ke belakang dan ditutup ketika anda menangani makanan. Jangan pernah menggaruk kepala ketika berada di dekat makanan. Sisir rambut anda sebelum anda memakai pakaian kerja. Jangan pernah menyisir rambut anda di area persiapan makanan.

MULUT, HIDUNG DAN TELINGA

Banyak orang mempunyai Staphylococcus aureus yang hidup di mulut, hidung dan telinga. Untuk mencegah perpindahan bakteri berbahaya ini ke dalam makanan, di dalam ruang makanan :
·        Jangan bersin di atas makanan
·        Jangan mencicip makanan dengan jari
·        Jangan menggigit kuku / jari
·        Jangan membersihkan ingus hidung
·        Jangan meludah
·        Jangan makan permen karet
·        Jangan merokok

Merokok tidak dibenarkan di area makanan. Hal ini dapat menyebabkan asap atau puntung rokok dan dapat membuat makanan berbau.
Merokok juga dapat menyebabkan batuk yang menyebarkan bakteri. Ketika anda merokok, anda mengeluarkan bakteri berbahaya dari mulut anda ke jari tangan anda yang akan menyebar ke makanan.

Jika anda perlu bersin. Jauhkan dari makanan, gunakan kertas tissue kemudian buang segera. Cuci tangan sesudahnya.

Tidak dibenarkan merokok di ruang makanan
(Food Hygiene (General) Regulatios 1970)


                                                                                                                     

KULIT

Meskipun kulit bersih tetap mengandung banyak bakteri yang hidup disitu. Luka disebabkan oleh bakteri daalm pori-pori kulit anda. Bau badan disebabkan oleh bakteri yang hidup di keringat yang berbau. Anda harus mencuci secara teratur untuk menghilangkan bakteri-bakteri ini.

Jangan menggaruk kulit anda terutama pada luka. Hal ini akan membawa bakteri pada tangan anda yang dapat bepindah ke makanan.

LUKA

Beberapa infeksi kulit mengandung Staphylococcus aureus, salah satu dari 3 bakteri penyebab keracunan makanan yang terbesar.

Semua luka harus ditutup dengan sarung tangan yang tahan air sebelum bekerja dengan makanan. Hal ini untuk melindungi makanan dari kontaminasi. Sarung tangan harus berwarna terang – biasanya biru – sehingga jika jatuh dapat terlihat dengan mudah.

Beberapa sarung tangan memiliki strip logam sehingga dapat dideteksi dengan metal detector dalam proses produksi.

Jika sarung tangan jatuh ke dalam makanan maka makanan tersebut harus dibuang.


Pemegang makanan harus terjaga kebersihannya dan luka harus ditutup dengan sarung tangan yang tahan air
(Food Hygiene (General) Regulations 1970)



TANGAN

Cuci tangan anda sesering mungkin dan selalu setelah :
·        Dari toilet
·        Memegang wajah – terutama hidung, mulut dan telinga
·        Membawa bahan makanan mentah
·        Membawa sampah
·        Istirahat, dan setiap kali anda kembali ke dalam area persiapan makanan
·        Membersihkan dan desinfeksi tempat kerja

Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering kontak dengan makanan. Hal ini sangat penting sehingga perlu dicuci sebelum bekerja dan sesering mungkin waktu bekerja.

Kuku anda seharusnya pendek. Pewarna kuku dapat mengelupas dan dapat juga menutupi kuku yang kotor sehingga tidak dapat digunakan untuk bekerja.

Sesuai peraturan, semua area persiapan makanan harus mempunyai bak tepisah untuk cuci tangan. Harus tersedia sabun yang baik, air panas dan dingin (hangat), sikat kuku bersih dan alat hygienis untuk mengeringkan tangan anda.

Jangan memakai cincin atau jam tangan waktu bekerja – bakteri dapat hidup pada jam tangan dan di bawah cincin.

Lebih baik menggunakan sabun cair – sabun padat dapat mengandung bakteri dari orang yang terakhir memakai.

Cuci  tangan anda dan pergelangan tangan menggunakan air panas dalam bak air bersih atau di bawah air mengalir. Gunakan sikat kuku untuk membersihkan bagian bawah kuku dan antara jari-jari anda.

Keringkan tangan anda dengan hati-hati menggunakan uap air panas atau handuk bersih. Kertas tissue paling bagus digunakan sekali pakai dan tidak akan tertular bakteri dari orang lain.

Cuci tangan anda dengan sering selama menangani makanan untuk mengurangi jumlah bakteri dan mencegah kontaminasi silang.

PERHIASAN, MAKE UP DAN PARFUME

Perhiasan termasuk jam tangan, sebaiknya tidak digunakan saat bekrja dengan makanan. Perhiasan mengandung bakteri dan dapat jatuh ke dalam makanan.

Make up yang berlebihan atau perfume yang kuat dapat membuat makanan berbau.

PAKAIAN

Pakaian pelindung harus tersedia ketika bekerja dengan makanan. Anda memakai pakaian pelindung untuk melindungi makanan, bukan pakaian anda.
Pastikan pakaian pelindung bersih dan lebih baik dengan warna terang sehingga kotoran dapat terlihat.

Hal-hal lain yang perlu diingat :
·        Topi/penutup kepala harus tersedia
·        Pakaian harus nyaman dipakai dan tidak menggunakan saku agar tidak ada barang yang yang jatuh ke dalam makanan, lebih baik digunakan kancing press
·        Pakaian kerja harus memberikan perlindungan yang bagus dan menutup semua pakaian lain
·        Selalu memakai sepatu bersih. Jangan memakai sandal/sepatu terbuka di dalam dapur.

Pakaian pelindung yang lain meliputi :
·        Pelindung rambut
·        Sarung tangan plastic
·        Penutup kepala dan leher jika pekerjaannya termasuk membawa bahan mentah, untuk menghindari kontaminasi daging


Pengolah makanan harus memakai pakaian pelindung yang sesuai
(Food Hygiene (General) Regulations 1970)



SAKIT

Jika anda mempunyai gejala keracunan makanan atau telah berhubungan dengan seseorang yang keracunan makanan atau kena infeksi telinga, hidung/tenggorokan, sampaikan ke supervisor anda. Supervisor anda mempunyai tanggung jawab jika ada pekerja yang mengalami keracunan makanan / food-borne disease. Pengolah makanan yang terkena keracunan makanan diharuskan tidak bekerja sampai sehat kembali.

Anda harus melapor ke supervisor anda dengan segera jika anda mengalami :
·        Dingin
·        Radang tenggorokan
·        Luka
·        Diare
·        Sakit lambung
·        Sakit

Beberapa orang yang telah mengalami keracunan makanan masih terdapat bakteri dalam usus mereka meskipun tidak ada gejala dalam waktu lama.
Orang-orang ini disebut carriers. Mereka dapat menularkan bakteri kepada yang lain melalui hygiene yang buruk selama persiapan makanan / proses.

Panduan Dasar Hygiene Makanan (V)


Tempat kerja harus tetap bersih dan rapi dan didesinfeksi secara teratur. Penting untuk mengetahui bagaimana membersihkan semuanya secara teratur untuk menjaganya agar aman digunakan.
MEMBERSIHKAN SECARA TERATUR
Membersihkan adalah sebuah kerja keras yang membutuhkan energi. Agar permbersihan lebih efektif sebaiknya digunakan air panas, detergent dan beberapa usaha pembersihan secara fisik. Detergent adalah bahan kimia yang membantu melarutkan minyak dan membuang kotoran.

Meskipun permukaan tersebut sudah kelihatan bersih, masih memungkinkan terdapat bakteri disana. Proses desinfeksi sangat diperlukan untuk memastikan permukaan tresebut aman.

Desinfeksi adalah pengurangan bakteri sampai level yang aman. Cara umum yang digunakan adalah dengan menggunakan air panas ( ± 82°C), uap panas atau desinfektan yang sesuai.

Sebelum memulai pembersihan, jauhkan atau tutup semua makanan.

Untuk membersihkan sesuatu secara teratur, sebaiknya mengikuti 6 tahap berikut :
Pre clean / pra pembersihan, membuang kotoran atau menyingkirkan makanan sebelum dilakukan pembersihan utama. Pembersihan utama sebaiknya dilakukan dengan air panas dan detergent. Pastikan bahwa detergent pencuci telah bersih dari barang-barang yang dibersihkan dengan jalan membilasnya. Sebelum menggunakan desinfektan, agar peralatan bersih dapat dilakukan desinfeksi dan kemudian lakukan pembilasan akhir dengan menggunakan air hangat untuk membuang desinfektan dari alat.
Biarkan peralatan kering dengan sendirinya karena mengeringkannya dengan menggunakan lap dapat menyebarkan bakteri. Jika akan mengeringkannya dengan lap, gunakan dari bahan kertas yang bersih dan kering.

Bahan pensanitasi (sanitizer) dapat membersihkan dan mendesinfeksi peralatan. Sanitizer berupa bahan kimia yang terdiri dari campuran detergent dan desinfektan dalam satu larutan sehingga dapat terkombinasi tahap 2, 3 dan 4 dalam satu bahan.
Jangan mencoba untuk mengkombinasikan bahan kimia sendiri.

Enam tahap pembersihan dapat diterapkan pada seluruh tempat pembuatan makanan, sebagai contoh :
1.      Pre Clean – sikat debu yang berasal dari sisa-sisa/remahan makanan dan lapisan permukaan alat. Gunakan kain penggosok untuk menghilangkan noda yang bandel.
2.      Main Clean – gunakan air bersih dan detergent. Perhatikan areal yang sulit dibersihkan misalnya bagian sudut.
3.      Pembilasan – gunakan air bersih dan lap bersih
4.      Desinfeksi – gunakan larutan desinfeksi dan biarkan beberapa saat
5.      Pembilasan akhir – gunakan air bersih dan lap bersih
6.      Pengeringan    biarkan kering secara alami

Panduan Dasar Hygiene Makanan (IV)


Bakteri merupakan penyebab sebagian besar keracunan makanan. Tiga cara untuk menghentikan keracunan makanan yaitu mencegah bakteri melekat pada makanan, mencegah bakteri yang ada pada makanan berkembang ke tingkat yang membahayakan dan membasmi bakteri yang ada pada makanan.

MELINDUNGI MAKANAN TERHADAP KONTAMINASI
1. Dapatkan makanan dari sumber yang aman, sehingga makanan tersebut tidak mungkin terkontaminasi dari pihak pertama.
2. Hindari kontaminasi dengan cara:
a. Menyentuh makanan sesedikit mungkin
b. Menutup makanan
c. Memisahkan makanan yang sudah dimasak dari makanan mentah
d. Mencegah hewan masuk ke dalam tempat kerja yang berhubungan dengan makanan.
e. Membuang sampah dengan hati-hati dalam tempat sampah yang bertutup
f. Menjaga tempat kerja dan pekerja tetap bersih
g. Melakukan kebiasaan yang baik dan menjaga diri tetap bersih.
3. Menghindari terbukanya jalan bagi bakteri dengan cara:
a. Menggunakan pisau dan sendok sekali saja, kemudian cuci benda-benda tersebut.
b. Secara teratur, lap dan desinfeksikan permukaan kerja, alas memotong dan gunakan lap sekali pakai saja.
Menghindarkan makanan dari bakteri saja tidak cukup. Banyak makanan mentah yang sudah mengandung bakteri. Anda harus memastikan bakteri tersebut tidak berkembang biak.
Peraturan
Orang yang menangani makanan harus melindungi makanan tersebut dari kontaminasi dan tidak meletakkannya di tempat di mana ada resiko kontaminasi.
(Food Hygiene (General) Regulations 1970 as amended)
MENCEGAH PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI
Bakteri memerlukan empat hal untuk dapat berkembangbiak. Hal-hal tersebut yaitu makanan, kehangatan, kelembaban dan waktu. Dengan menghilangkan salah satu di antaranya, Anda dapat memperlambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan bakteri. Apabila bakteri sudah ada pada makanan, bagaimana kita dapat menghentikan pertumbuhannya?
Kehangatan
Pengaruh temperatur pada bakteri:
Mendinginkan bakteri akan memperlambat pertumbuhannya.
Memanaskan hingga di atas 70C dalam waktu yang cukup lama akan membunuh sebagian besar bakteri.
Hati-hati pada zona bahaya , yaitu antara 5 – 63C!
Makanan akan memiliki temperatur yang berbahaya ini:
apabila ditinggalkan di ruangan yang hangat
apabila dipanaskan perlahan-lahan
selama proses pendinginan setelah dipanaskan
apabila terkena cahaya matahari di jendela-jendela toko
apabila saus/kaldu yang panas dituangkan pada makanan yang dingin
Cara menghindarkan bahaya:
Jangan menyimpan makanan pada suhu ruang lebih lama dari yang diperlukan. Jaga agar makanan tersebut tetap panas atau dingin.
Simpan makanan pada temperatur yang cukup rendah untuk mencegah bakteri berkembang biak.
Dinginkan makanan yang sudah dimasak hingga benar-benar dingin sebelum memasukkannya ke dalam kulkas. Proses pendinginan ini tidak boleh lebih dari 1 ½ jam. Tutup makanan tersebut selama proses pendinginan berlangsung.
Jaga makanan panas pada suhu yang sangat panas sebelum disajikan, dan usahakan untuk tidak menyiapkan makanan terlalu lama sebelum dimakan.
Peraturan
Sesuai dengan hukum yang berlaku, makanan tertentu harus dijaga tetap dingin (di bawah 8C) atau tetap panas (sekurangnya 63C). Sejak April 1993, beberapa dari makanan ini harus tetap sangat dingin (di bawah 5C) misalnya keju lunak, produk matang yang siap untuk dimakan, daging asap, atau ikan asap.
(Food Hygiene(Amendment) Regulations 1990 dan 1991)
Kata Kunci
Zona Bahaya – temperatur antara 5C dan 63C di mana bakteri dapat berkembang biak dengan mudah.
Spora – selubung keras yang melindungi bakteri tertentu terhadap kondisi yang tidak mereka sukai. Tahan terhadap panas, dingin, kekeringan dan desinfektan. Bakteri akan keluar dari spora apabila kondisi membaik.
Temperatur Kondisi Aktivitas bakteri Keamanan
- 18C Freezer Dorman – tidak dapat berkembang biak Aman
1 – 4C Kulkas dan tempat pendinginan Kebanyakan bakteri tidak dapat berkembang biak Aman
5 – 63C Suhu ruang (10 – 36C)
Suhu tubuh (37C)
Makanan hangat (38 – 63C) Bakteri dapat berkembang biak BAHAYA
64 – 72C Menjaga makanan tetap panas Kebanyakan bakteri tidak dapat berkembang biak Aman
73 – 100C Suhu untuk memasak Kebanyakan bakteri mati Aman
di atas 100C Makanan yang dididihkan
Alat masak dengan tekanan Kebanyakan bakteri dan spora bakteri terbunuh Aman
Kelembaban
Bakteri memerlukan kelembaban untuk berkembang biak.
Makanan yang tidak mengandung air, misalnya beras, pasta, tepung dan buah yang dikeringkan tidak memungkinkan bakteri untuk tumbuh.
Ketika air ditambahkan pada makanan kering, misalnya makanan bayi, bakteri dapat berkembang biak
Waktu
Semakin lama makanan ditinggalkan, terutama pada suhu yang berbahaya, makin banyak waktu yang dimiliki bakteri untuk berkembang biak.
Gunakan makanan segar sesegera mungkin
Siapkan makanan tepat sebelum dimakan
Apabila semua makanan tidak digunakan, segera dinginkan makanan tersebut. Apabila selanjutnya Anda memanaskan kembali makanan tersebut, Anda harus benar-benar memanaskannya hingga suhu yang tinggi. Idealnya, makanan tidak boleh dipanaskan.
Apabila makanan beku dibiarkan cair, bakteri dalam makanan akan mulai berkembang biak. Apabila makanan beku telah dicairkan, Anda tidak boleh membekukannya lagi.
Makanan dapat diawetkan dengan membuat kondisi tidak sesuai untuk perkembangan bakteri. Ini menjadikan makanan aman dalam waktu yang lebih lama. Penggaraman, pemasaman dan pembuatan selai semuanya dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri.
MEMBASMI BAKTERI DALAM MAKANAN
Cara terbaik untuk membasmi bakteri ialah dengan memanaskan. Proses ini juga digunakan untuk mengawetkan beberapa jenis makanan,
Sterilisasi
SterilisasiMakanan dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama. Proses ini membunuh semua bakteri. Setelah itu wadah makanan ditutup rapat-rapat untuk mencegah masuknya udara. Susu dipanaskan sampai setidaknya 100C selama 10 menit. Proses ini mengubah tekstur susu dan memberinya cita rasa caramel.
Pasteurisasi
Makanan dipanaskan pada suhu 72C selama 15 detik. Proses ini membunuh bakteri patogen, tapi tidak semua bakteri penyebab kerusakan. Spora bakteri akan tetap bertahan, sehingga makanan yang dipasteurisasi harus disimpan di dalam kulkas.
Ultra Heat Treatment/Perlakuan dengan suhu sangat tinggi (UHT)
Makanan dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat dan hampir semua bakteri terbunuh. Perubahan rasa dan tekstur yang terjadi dalam proses ini lebih sedikit dibandingkan proses sterilisasi.
Pemasakan/Pemrosesan
Selalu cairkan makanan beku dengan baik sebelum memasak kecuali dalam instruksinya tertulis untuk memasaknya langsung dari keadaan beku. Apabila tidak demikian, makanan tersebut mungkin matang di sebelah luar, namun temperatur di tengah-tengahnya mungkin masih berada di zona bahaya.
Masak makanan dalam waktu yang cukup lama. Makanan yang semakin besar, misalnya potongan daging yang besar, memerlukan waktu memasak yang lebih lama. Ini diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh bagian telah matang. Anda sebaiknya tidak menggunakan potongan daging yang lebih besar dari 2 ½ kg (6 lbs). Apabila potongan daging tersebut lebih besar, potonglah menjadi dua bagian.
Ketika Anda memasak, Anda harus memastikan bahwa makanan tersebut sudah cukup panas dan sudah dimasak cukup lama.
SEPULUH PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN
1. Makanan disiapkan terlalu lama sebelumnya, dan disimpan pada suhu yang hangat (berbahaya)
2. Makanan menjadi dingin terlalu lama sebelum dimasukkan ke dalam kulkas
3. Pemanasan makanan tidak cukup untuk membunuh semua bakteri yang ada di dalamnya.
4. Orang memakan makanan yang telah terkontaminasi bakteri penyebab keracunan makanan
5. Makanan kurang matang
6. Daging unggas tidak benar-benar dicairkan
7. Makanan yang telah dimasak terkontaminasi silang oleh makanan mentah
8. Makanan panas disimpan dalam keadaan hangat, pada suhu kurang dari 63C
9. Orang yang menangani makanan menginfeksinya ketika menangani makanan
10. Sisa-sisa makanan digunakan kembali
Sumber : Dr. D. Roberts J.Hyg, Cambs.(1982) VOL 89, pp491 – 498

Panduan Dasar Hygiene Makanan (III)


Cara terbaik untuk untuk menghentikan kontaminasi pada makanan yaitu dengan mengetahui bagaimana bakteri atau benda lain yang tak diinginkan dapat mengenai makanan. Ini dapat terjadi kapan saja selama produksi makanan. Kontaminasi biasanya merupakan proses yang tidak disengaja, walaupun kadang-kadang disengaja.
Merupakan suatu pelanggaran untuk menjual atau menawarkan untuk menjual:
i) makanan yang telah menjadi berbahaya karena penambahan atau penghilangan senyawa-senyawa tertentu.
ii) Makanan yang tidak sesuai untuk dimakan
iii) Makanan yang sudah sangat terkontaminasi sehingga tidak masuk akal untuk mengharapkan orang mau memakannya.
(Food Safety Act 1990)

DARI MANA BAKTERI BERASAL?
Bakteri dapat mengenai makanan dari banyak faktor selama proses persiapan dan produksi makanan.
1. Manusia
Bakteri sering dipindahkan dari manusia ke makanan. Telinga, hidung dan tenggorokan sering mengandung bakteri yang dapat meracuni makanan. Anda dapat memindahkan bakteri itu apabila Anda menyentuh telinga, hidung atau mulut sebelum Anda menangani makanan. Batuk dan bersin benar-benar menyebarkan penyakit!  (demikian juga dengan meludah)
Tangan (terutama di bawah kuku) dapat membawa bakteri yang akan dipindahkan ketika Anda menyentuh makanan.
Rambut – apabila Anda menggaruk kepala atau membiarkan rambut terurai di atas makanan, ketombe atau bakteri dapat jatuh pada makanan dari rambut Anda.
Bintik-bintik pada kulit disebabkan oleh bakteri. Menggaruk kulit Anda akan melepaskan bakteri yang kemudian dapat mengenai makanan.
Usus Anda mengandung bakteri berbahaya yang dapat melekat pada tangan Anda ketika pergi ke toilet. Bakteri dapat melekat pada makanan dari tangan Anda. Penting untuk mengingat bahwa kertas toilet memiliki pori-pori (bakteri dapat melewatinya).
2. Udara
Udara mengandung bakteri dan beberapa di antaranya dapat melekat pada makanan yang ditinggalkan dalam keadaan terbuka.
3. Makanan mentah
Makanan mentah mengandung bakteri ketika mereka tiba di tempat pengolahan makanan.
Daging mungkin mengandung bakteri yang semula berada di usus hewan. Mungkin juga daging itu terkontaminasi oleh bakteri ketika hewan tersebut dibunuh. Air daging juga mungkin mengandung bakteri.
Bakteri penyebab keracunan makanan yang disebut Salmonella hidup di dalam usus kebanyakan ayam. Sebaian besar unggas mungkin terkontaminasi bakteri ini.
Kebanyakan buah dan sayuran mengandung bakteri. Sayuran yang berasal dari akar seperti kentang, wortel mengandung bakteri tanah di atasnya.
Apabila ikan masih benar-benar segar, mungkin tidak banyak mengandung bakteri. Bagaimanapun, ikan sangat cepat rusak dan sangat mungkin terkontaminasi selama proses transportasi dan penyimpanan.
Kerang hidup dengan menyaring air laut. Apabila kerang hidup di tempat yang airnya tercemar, misalnya dekat tempat keluarnya saluran pembuangan, kerang tersebut mungkin mengandung bakteri berbahaya dan berbagai virus.
4. Hewan
Semua hewan membawa debu, kotoran dan mikroba. Ini termasuk hewan peliharaan rumah tangga seperti anjing dan kucing. Apabila hewan tersebut diizinkan berada di dekat makanan, makanan itu dapat menjadi terkontaminasi.
Tikus rumah dan tikus besar dapat memindahkan bakteri ke makanan di tempat penyimpanan makanan. Tikus besar sangat berbahaya karena mereka dapat dengan mudah membawa bakteri berbahaya dari saluran dan pipa pembuangan tempat mereka hidup.
5. Serangga
Serangga membawa bakteri pada tubuh mereka. Serangga yang merayap seperti kecoa dan kumbang dapat masuk ke dalam tempat penyimpanan makanan dan mengkontaminasi makanan.
Lalat sangat berbahaya. Mereka dapat berperan sebagai vector penyakit. Ini berarti mereka dapat membawa bakteri dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa mereka sendiri menjadi sakit. Lalat makan dari berbagai benda (yaitu permukaan kotoran dan sampah) dan membawa bakteri dari tempat tersebut.
Lalat makan dengan menyemprotkan cairan pencerna pada makanan. Makanan tersebut akan larut, kemudian lalat akan mengisapnya. Ketika lalat makan, bakteri dari makanan yang sebelumnya disemprotkan ke makanan yang sedang dimakan. Lalat juga meninggalkan kotoran pada makanan selama mereka makan. Lalat melakukan hal-hal ini dengan sangat cepat.
6. Buangan (sampah)
Sampah, terutama sampah dapur, mengandung makanan busuk, sisa-sisa makanan, sisa kupasan – semuanya mengandung bakteri. Tempat sampah yang terbuka akan menarik lalat dan hama lainnya yang kemudian membawa bakteri ke makanan.
7. Debu dan kotoran
Debu dan kotoran terdiri dari tanah, kulit mati, bulu-bulu halus dan berbagai partikel kecil lainnya. Debu dan kotoran ini sangat mudah tertiup ke makanan setelah terbawa ke dapur melalui pakaian dan sepatu. Tanah mengandung bakteri Clostridium perfringens penyebab keracunan makanan dan banyak lagi yang lain.
8. Air
Apabila Anda menggunakan air yang tidak berasal dari keran utama (misalnya dari tanki air yang tidak bertutup di loteng), air tersebut dapat mengandung bakteri yang berbahaya.
Bakteri tidak dapat bergerak sendiri, jadi mereka memerlukan cara lain untuk dapat sampai pada makanan.
Kontak Langsung
Bakteri dapat terbawa dari satu makanan ke makanan yang lain ketika terjadi kontak antara keduanya.
Kontak tidak langsung atau kontaminasi silang
Bakteri dapat menggunakan objek lain untuk ‘menumpang’ sehinga dapat melekat pada makanan. Objek ini disebut pembawa
Apabila sebuah pisau digunakan untuk memotong daging mentah dan kemudian digunakan untuk memotong daging yang sudah dimasak, bakteri dari daging yang mentah akan melekat pada pisau dan dipindahkan ke daging yang sudah dimasak. Pisau tersebut merupakan pembawa bagi bakteri untuk berpindah dari sumber kontaminasi ke makanan yang lain.
Contoh-contoh pembawa kontaminasi termasuk:
Wadah
Alat-alat makan
Tangan
Permukaan tempat kerja
Pakaian
Alas untuk memotong
Perlengkapan yang lain
Kontaminasi Fisik
Kontaminasi fisik dapat menyebabkan luka serius seperti pendarahan di bagian dalam tubuh, terutama apabila objek tersebut tajam, misalnya pecahan kaca.
Benda-benda dapat masuk ke dalam makanan selama:
Pemetikan – batu dan ranting dapat ditemukan pada sayuran
Pemrosesan di pabrik – sekrup, baut dan bagian-bagian mesin lainnya yang dapat lepas dari mesin – line produksi sering memiliki metal detector yang akan merijek makanan apabila ada benda logam di dalamnya.
Persiapan makanan – batu, biji, tulang dan pecahan cangkang dalam makanan
Penanganan makanan – perhiasan, alat makan, uang, puntung rokok, dan plaster, semuanya telah ditemukan dalam makanan.
Merupakan pelanggaran untuk menjual makanan yang tidak sesuai dengan sifat, substansi atau kualitas yang diinginkan konsumen.
(Food Safety Act 1990)
Kontaminasi Kimia
Pestisida disemprotkan pada buah dan sayuran selama pertumbuhannya dan mungkin masih melekat pada buah dan sayuran tersebut ketika dipanen.
Apabila ikan ditangkap di air yang tercemar, maka ikan tersebut mungkin mengandung logam berbahaya atau zat kimia lain di dalamnya.
Zat pemutih dan cairan pembersih lainnya dapat mengkontaminasi makanan. Apabila Anda menyimpan cairan pembersih di dalam lemari makanan, makanan dapat terkontaminasi, atau tercemar.
Beberapa wadah plastik melepaskan senyawa kimia ke dalam makanan. Gunakan hanya wadah penyimpan makanan yang sesuai.
KATA-KATA KUNCI
Vector : sesuatu yang dapat membawa bakteri penyebab penyakit dari satu tempat ke tempat lain.
Kontaminasi silang: apabila bakteri berbahaya dipindahkan dari makanan mentah ke makanan beresiko tinggi, misalnya melalui permukaan tempat kerja.
Pembawa : Suatu objek yang melaluinya bakteri dapat berpindah dari sumbernya ke makanan, misalnya tangan, pisau, pakaian.

Panduan Dasar Hygiene Makanan (II)


Ada beberapa jalan bagaimana makanan membuat kita sakit. Keracunan makanan dan penyakit oleh makanan disebabkan oleh mikrobia, biasanya bakteri. Anda dapat juga menjadi sakit atau terluka jika terdapat benda-benda asing, racun dan bahan-bahan kimia dalam makanan.
Apakah Keracunan Makanan ?
Keracunan makanan adalah sakit yang anda dapatkan melalui makan makanan yang terkontaminasi. Makanan terkontaminasi jika terdapat sesuatu yang seharusnya tidak berada disitu (benda-benda asing).

Gejala-gejala keracunan makanan :
Sakit perut, diare, muntah, mual, demam

Anda tidak mungkin mendapat semua gejala tersebut. Gejala-gejala tersebut bervariasi tergantung pada penyebab keracunan makanan.

Gejala keracunan makanan biasanya mulai antara 1 dan 36 jam setelah makan makanan terkontaminasi dan dapat berlangsung dalam beberapa hari.

Keracunan makanan dapat disebabkan oleh :
·        Bahan-bahan kima dan logam
·        Bakteri dan mikrobia lain (virus, jamur)
·        Tanaman beracun (contoh : jamur payung dan beri)

Kontaminasi Bahan-bahan kimia dan Logam
Beberapa bahan kima dan logam beracun untuk kita dan menyebabkan gejala keracunan makanan. Logam seperti mercury bertahan dalam tubuh kita dalam waktu yang lama dan akan membuat orang sangat sakit.

Bagaimana Mendeteksi Bahan-bahan Kimia
Makanan dapat terasa atau berbau enak tetapi sebagian besar bahan kimia hanya dapat dideteksi dengan jalan tes makanan di laboratorium.

Kontaminasi Bakteri
Makanan juga dapat terkontaminasi bakteri. Hal ini dapat menyebabkan keracunan makanan dan food-borne disease.

Apakah Bakteri ?
Bakteri adalah mikrobia – benda hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Bakteri dapat ditemukan dimana-mana. Sebagian besar bakteri tidak merugikan kita. Beberapa bakteri berguna untuk kita seperti dalam pembuatan yoghurt dan keju. Beberapa bakteri membuat vitamin yang membantu pencernaan makanan. Bakteri yang lain menyebabkan pembusukan makanan.

Kerusakan Makanan
Pembusukan oleh bakteri dapat menyebabkan kerusakan makanan, sehingga makanan menjadi busuk. Bakteri penyebab kerusakan makanan tidak biasanya menyebabkan keracunan makanan, meskipun jika terdapat cukup bakteri akan membuat kita sakit.

Keracunan Makanan
Hanya dalam jumlah yang sangat kecil dari jutaan bakteri yang berbeda di sekitar kita yang merugikan. Bakteri-bakteri ini disebut Bakteri Pathogen.
Anda tidak dapat mendeteksi bakteri pathogen dari rasa/bau. Makanan yang berbahaya dapat tampak sangat normal.

Bagaimana Bakteri Berkembang biak
Bakteri berkembang biak dengan membelah diri menjadi 2. Hal ini disebut Pembelahan Biner/Binary Fission.
Pemberian makanan, suhu, kelembaban dan waktu akan membuat bakteri menjadi jutaan dengan segera. Beberapa bakteri hanya memerlukan 10-20 menit untuk membelah.
Hanya dalam 9 jam, satu sel bakteri akan menjadi 100 juta sel. Anda masih belum bias melihat bakteri tersebut karena 100 juta bakteri tersebut berukuran sangat kecil.

Mengapa Baktri Membuat Anda Sakit
Beberapa bakteri dapat masuk ke dalam tubuh anda dan membuat anda sakit. Sekali masuk, bakteri akan menyerang tubuh anda dan menyebabkan penyakit. Beberapa bakteri menghasilkan toxin(racun) pada makanan yang akan menyebabkan sakit. Anda dapat merasa sakit dengan sangat cepat.

Bagaimana Mendeteksi Bakteri
Bakteri sangat kecil dimana hanya dapat ditemukan dengan tes laboratorium. Peneliti mengambil sampel makanan, memberi suhu, makanan, kelembaban dan waktu agar bakteri dapat berkembang biak sampai koloni bakteri dapat terlihat, sehingga mereka dapat menemukan tipe bakteri tersebut.

Ada 3 bakteri penyebab keracunan makanan yang umum. Bakteri-bakteri tersebut berperan dalam sebagian besar kasus keracunan makanan.

Tipe keracunan
Makanan
Dimana bakteri
ditemukan
Waktu membelah
diri
Gejala-gejala
Salmonella
80-90%
Daging mentah, telur, ternak unggas, binatang
6-72 jam
Sakit perut, diare, demam, muntah, dehidrasi
Clostridium perfringens
5-15 %
Daging mentah, tanah, hasil ekskresi, serangga
8-22 jam
Sakit perut, diare
Staphylococcus aureus
1-4 %
Kulit, hidung, luka, bisul, susu mentah
1-6 jam
muntah, sakit perut, kedinginan



Bakteri lain yang menyebabkan keracunan makanan : Clostridium botulinum dan Bacillus cereus

Apakah Semua Makanan Beresiko Tinggi ?
Beberapa makanan adalah makanan yang beresiko tinggi. Hal ini disebabkan bakteri dapat tumbuh dengan mudah pada makanan tersebut dan makanan tersebut dimakan tanpa dimasak dengan matang.

Makanan yang beresiko tinggi biasanya : lembab dan berprotein tinggi

Makanan beresiko tinggi meliputi :
·        Masakan ternak/unggas
·        Masakan daging
·        Produk minuman (susu, cream dll)
·        Kerang, makanan laut
·        Masakan nasi
·        Telur mentah dalam makanan seperti mayonnaise

Makanan beresiko rendah :
·        Makanan kering
·        Makanan dengan kadar gula yang tinggi seperti selai / jam
·        Makanan dengan kadar garam yang tinggi
·        Makanan dengan pengawet kimia
Bakteri tidak dapat berkembang biak dengan mudah pada makanan ini.

VIRUS
Beberapa virus, makhluk hidup dengan ukuran lebih kecil dapat menyebabkan keracunan makanan. Mereka hidup didalam sel dan ditemukan secara langsung dalam makanan. Virus hanya dapat dideteksi menggunakan tes laboratorium.

FOOD-BORNE DISEASE
Food-borne disease adalah penyakit yang disebabkan oleh makanan dan air. Penyakit ini juga disebabkan oleh bakteri dan mikrobia lain seperti virus tetapi virus berbeda karena virus berbahaya dalam jumlah kecil.
Campylobacter enteritis adalah food-borne disease yang umum. Hal ini menyebabkan sakit yang lebih daripada keracunan makanan karena Salmonella. Penyakit yang lain meliputi : typhoid, parathypoid, kolera dan disentri. Air yang terkontaminasi biasanya menyebabkan penyakit ini. Brucellosis dan Tuberculosis adalah 2 penyakit karena minum susu yang tidak diolah dari sapi yang terinfeksi

Panduan Dasar Hygiene Makanan (I)

Kita semua perlu makan untuk hidup dan penting bahwa makanan yang kita konsumsi tidak menyebabkan kita sakit. Untuk menyiapkan dan mensuplai makanan yang akan dikonsumsi dibutuhkan penanganan yang hati-hati dalam hygiene makanan. Hal ini untuk menghindarkan terjadi keracunan makanan, terbuangnya bahan makanan, kerugian bisnis dan terjadinya tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh personal atau tempat kerja anda.

Apakah Hygiene Makanan ?
Menjaga tempat kerja, staf dan peralatan bersih adalah bagian penting dari hygiene makanan.
Jika bekerja di area yang bersih :
• Mengurangi resiko terjadi produksi makanan yang berbahaya
• Mencegah gangguan serangga seperti lalat, tikus dll
• Lebih menarik konsumen
Hal lain yang juga penting adalah cara penanganan makanan dan penyimpanannya.
Penanganan dan penyimpanan yang buruk dapat menyebabkan munculnya keracunan makanan, meskipun di tempat kerja yang bersih sekalipun.
Terdapat 40 orang yang mati setiap tahunnya karena keracunan makanan. Mereka termasuk kelompok yang beresiko tinggi :
• Anak usia dini
• Orang tua
• Orang yang sedang sakit
Mengapa Mempelajari Hygiene Makanan ?
Setiap orang sebaiknya mengetahui tentang Hygiene Makanan. Tidak ada seorangpun yang mau sakit. Anda harus menerima training sehingga makanan yang diproduksi benar-benar aman untuk dikonsumsi. Kebiasaan yang baik akan mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terinfeksi kuman. Makanan harus dimasak secara teratur untuk mencegah terjadinya sakit.
Sebagaimana penyakit, hygiene yang jelek dapat menyebabkan :
• Kontaminasi makanan oleh kuman dan sumber lain
• Terbuangnya makanan
• Gangguan oleh serangga, seperti lalat dan tikus
• Kehilangan waktu kerja karena sakit
• Menurunnya produktivitas dan efisiensi
• Kehilangan konsumen dan keuntungan
• Pelanggaran hukum
Hukum dan Hygiene Makanan
Pemerintah menetapkan Food Safety Act (Aturan Keselamatan Makanan) untuk memastikan bahwa makanan yang dijual aman untuk dikonsumsi. Hal ini mempengaruhi tiap orang yang bekerja di industri makanan – dalam bagian produksi, proses, penyimpanan, distribusi dan penjualan makanan. Hukum tersebut ditetapkan pada 1 Januari 1991. Hal ini untuk melindungi semua orang. Petugas hukum harus memastikan bahwa semua orang mematuhi aturan hukum tersebut.

Food Safety Act (Aturan Keselamatan Makanan) 1990 memberikan kewenangan pada menteri untuk membuat aturan-aturan. Beberapa diantaranya yang berkaitan dengan Hygiene makanan.

Aturan hukum memberikan kekuatan pada petugas hukum untuk :
·  Memasuki tempat persiapan makanan untuk memeriksa hal-hal yang memungkinkan terjadinya pelanggaran
·  Menginspeksi makanan untuk memeriksa apakah makanan tersebut aman untuk dikonsumsi
·  Mengambil makanan yang dicurigai dari tempat persiapan makanan dan membawanya ke pengadilan jika ternyata makanan tersebut tidak aman

Anda harus memberi keterangan dan membantu petugas hukum – anda dapat didenda jika anda tidak melakukannya

Jika Food Safety Act (Aturan Keselamatan Makanan) dilanggar dapat berakibat :
·  Penutupan usaha
·  Denda 20.000 pound sterling untuk masing-masing pelanggaran
·  Penjara 2 tahun
·  Kompensasi untuk pelanggan yang terpengaruh makanan

Hygiene Makanan Dan Bisnis
Hygiene makanan yang buruk berpengaruh pada bisnis. Tidak ada yang ingin membeli makanan atau makan di tempat dengan reputasi jelek. Tidak ada orang yang mau bekerja di tempat tersebut, sehingga akan menyebabkan keluar masuknya karyawan yang tinggi.
Reputasi yang jelek dapat menimbulkan :
·  Bisnis Berkurang
·  Keuntungan yang rendah
·  Kelebihan yang mungkin