Powered By Blogger

Kamis, 17 Maret 2011

HIV-AIDS


BAB I
PENDAHULUAN
  1. A. LATAR BELAKANG
Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (Coffin et al., 1986) sebagai nama untuk retrovirus yang diusulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montagnier dari Perancis, yang awalnya menamakannya LAV (lymphadenopathy-associated virus) (Barre-Sinoussi et al., 1983) dan oleh Robert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III (human T lymphotropic virus type III) (Popovic et al., 1984).
Pada akhir tahun 2004 diperkirakan antara 36 hingga 44 juta orang yang hidup dengan HIV, 25 juta di antaranya adalah penduduk sub-Sahara Afrika. Perkiraan jumlah orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah antara 4,3 juta hingga 6,4 juta orang. (AIDS epidemic update December 2004).
Wabah ini tidak merata di wilayah-wilayan tertentu karena ada negara-negara yang lebih menderita daripada yang lainnya. Bahkan pada tingkatan negara pun ada perbedaan tingkatan infeksinya pada daerah-daerah yang berlainan. Jumlah orang yang hidup dengan HIV terus meningkat di semua bagian dunia, meskipun telah dilakukan berbagai langkah pencegahan yang ketat.
Selain HIV / AIDS, banyak penyakit – penyakit yang dapat menyebabkan kematian diantaranya diare. Bangsa Indonesia seperti bangsa yang sedang berkembang lainnya mempunyai lingkungan serta perilaku masyarakatnya yang kurang menguntungkan, sehingga dapat menyebabkan tingginya kejadian penyakit menular yang masih merupakan salah satu masalah di bidang kesehatan. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan anak-anak di negara berkembang. Diperkirakan sekitar 1000 juta kejadian diare tiap tahun anak balita dengan perkiraan 5 juta kematian tiap tahun. Sekitar 80% kematian ini terjadi pada dua tahun pertama kehidupan anak (Buku Ajar Diare, Dep.Kes.RI,1990). Menurut Adhyatma (1982) di Indonesia penyakit diare yang mempunyai angka kesakitan 40% per tahun (1980-1984), menyerang terutama anak balita (60-80%). Sedangkan angka kematian disebabkan oleh diare merupakan 20-40% dari seluruh kematian, sehingga diare perlu mendapat perhatian dalam program upaya pemberantasan penyakit maupun penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan pada umumnya.
  1. B. RUMUSAN MASALAH
    1. Apa yang dimaksud dengan HIV dan AIDS?
    2. Bagaimanakah struktur dan klasifikasi HIV?
    3. Bagaimanakah gejala dan komplikasi dari AIDS?
    4. Jelaskan penularan dan pencegahan HIV / AIDS?
  2. C. TUJUAN MASALAH
    1. Untuk mengetahui defenisi dari HIV dan AIDS.
    2. Untuk mengetahui struktur dan klasifikasi HIV.
    3. Untuk mengetahui gejala dan komplikasi dari AIDS
    4. Untuk mengetahui penularan dan pencegahan HIV / AIDS.



BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia – terutama CD4+ Sel T dan macrophage, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh “tuan rumah” – dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun.
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah  kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar. HIV menyerang sistem daya tahan tubuh manusia, menyebabkan tubuh lemah dan tidak berdaya melawan berjangkitnya penyakit. Jika seseorang terkena HIV, orang itu disebut positif-HIV (HIV+) tetapi belum tentu dia menghadapi AIDS.Sistem daya tahan tubuh adalah mekanisme tubuh yang terdiri dari sel darah putih. Sel-sel ini menyerang dan membunuh kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh kita.
Pita Merah terlipat adalah simbol solidaritas orang-orang yang positif terinfeksi virus.
  1. 2. Klasifikasi Virus
Kelompok                : Kelompok VI (ssRNA-RT)
Familia                     : Retroviridae
Genus                      : Lentivirus
Spesies                   : Human immunodeficiency virus 1
Spesies                   : Human immunodeficiency virus 2
  1. 3. Struktur
HIV berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel darah merah) dan kasarnya “spherical” .
  1. 4. Gejala Dan Komplikasi
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
  • Berat badan turun dengan drastis.
  • Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
  • Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
  • Mencret atau diare yang berkepanjangan.
  • Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
  • Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
  • Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.
  1. 5. Penularan
Sebelumnya HIV tidak mudah menular seperti virus influensa. Kita tidak usak terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara – cara seperti di bawah ini :
  • Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
  • Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
  • Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
  • Makan dan minum.
  • Gigitan nyamuk dan serangga lain.
  • Sama-sama berenang di kolam renang
HIV hanya bisa menular melalui darah, air mani dan air mani termasuk darah haid. Darah atau cairan- cairan tubuh yang memasuki saluran darah orang lain melalui luka, dan kudis. HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh Sesudah HIV masuk ke aliran darah, virus ini mulai menyerang dan membunuh sel-sel T4 (salah satu jenis sel darah putih yang sangat berperan pada sistem kekebalan tubuh untuk melumpuhkan bibit penyakit). HIV masuk sel T-4 dan memperbanyak diri, kemudian mencari dan membunuh sel-sel T4 lain yang belum terinfeksi. Setelah jumlah HIV menjadi demikian banyaknya akhirnya sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan penyakit-penyakit lain yang masuk. Pengidap HIV tidak dapat dibedakan dengan seorang yang belum terinfeksi. Dalam waktu 2 – 10 tahun sesudah terinfeksi HIV, sangat mungkin gejala- gejala yang terkait dengan AIDS tidak akan terlihat sama sekali. Berarti seorang pengidap HIV dapat tetap merasa dan kelihatan sehat dalam waktu yang panjang. Akan tetapi orang tersebut sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain. Karena itu kita harus berhati-hati jika melakukan suatu perilaku yang beresiko untuk penularan HIV.
-       Infeksi oportunistik
Pada saat sistem kekebalan tubuh pengidap HIV sudah sangat rendah, beberapa penyakit yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang yang sehat, akan mengambil “kesempatan” masuk ke dalam tubuh. Misalnya, sejenis radang paru-paru, kanker kulit, TBC atau gangguan pada sel-sel otak. Penyakit- penyakit ini akhirnya dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.Tetapi karena tidak ada gejala yang spesifik, hanya seorang dokter ahli yang dapat mendiagnosa AIDS.
-       HIV tidak mudah menular.
Banyak orang yang mengira HIV mudah ditularkan. Padahal cairan yang dapat menularkan hanya terdapat pada darah, cairan vagina dan cairan sperma pengidap HIV. Maka hanya beberapa kegiatan tertentu saja yang memungkinan cairan tersebut masuk ke tubuh kita.
HIV hanya bisa menular melalui cara-cara berikut :
  • melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV
  • Transfusi darah yang mengandung virus HIV
  • Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap virus AIDS
  • Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang dikandungnya.
Kegiatan yang dapat menularkan HIV:
  • Hubungan seks dengan seorang yang mengidap HIV. Data menunjukkan bahwa 80% kasus HIV/AIDS yang ada di Indonesia ditularkan meialui hubungan seks.
  • Menggunakan jarum suntik yang sudah tercemar HIV tanpa disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga alat tajam lain seperti jarum tato atau jarum tindik.
  • Melakukan transfusi darah yang sudah mengandung HIV.
  • Dari ibu yang mengidap HIV pada bayi di kandungannya. Kemungkinan penularan meialui cara ini adalah 30%. jadi tidak semua bayi yang dilahirkan dari ibu HIV+ akan terinfeksi
Berarti semua orang dapat tertular HIV jika melakukan kegiatan beresiko.
  1. 6. KELOMPOK YANG MEMPUNYAI RESIKO TINGGI TERTULAR AIDS
  • Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna susila dan pelanggannya.
  • Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita ), Waria dan mucikari.
  • Penerima transfusi darah
  • Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
  • Pecandu narkotika suntikan.
  1. 7. Pencegahan AIDS
a) Pencegahan AIDS melalui SEKS:
Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
Untuk yang sudah aktif secara seksual, Anda dapat mengurangi resiko dengan:
  • hanya melakukan hubungan seks dengan mitra tunggal
  • menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks
  • mengobati penyakit kelamin jika ada
Perlu dipertimbangkan apakah perilaku kita telah sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat yang ada.
b) Pencegahan AIDS melalui DARAH
  • Hanya menerima tranfusi darah yang bebas HIV. Dalam situasi darurat, memilih donor darah yang sudah Anda kenal dan mempunyai resiko HIV yang cukup rendah.
  • Pastikan bahwa jarum yang akan kamu pakai sudah steril:
    gunakaniah jarum suntik yang baru, atau, lakukan sterilisasi dengan membersihkan jarum menggunakan alkohol atau pemutih.
  • Untuk perempuan yang mengidap HIV, sebaiknya mempertimbangkan resiko HIV pada bayi sebelum hamil.
    Anda juga harus peduli terhadap PMS(Penyakit Menular Seksual), karena jika kita mempunyai PMS, resiko tertular HIV akan semakin tinggi.
PMS adalah berbagai macam penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Selain AIDS ada berbagai macam PMS, misalnya: kencing nanah (GO), sipilis, klamidia, herpes, dll. Sebagian PMS dapat terlihat gejaianya, sebagian lagi tidak. Gejala tersebut dapat hilang tanpa diobati, tetapi bukan berarti penyakitnya sudah sembuh. Dengan pengobatan yang benar, sebagian besar PMS dapat diobati secara tuntas.
PMS dapat dicegah dengan cara yang sama dengan pencegahan AIDS.
PMS tidak dapat dicegah dengan:
  • mencuci alat kelamin sesudah hubungan seks
  • minum jamu tradisional
  • suntikan antibiotik
Selain menaikkan resiko tertular HIV, jika PMS tidak segera diobati dapat menimbulkan berbagai akibat misalnya: kebutaan, kanker, artitis (lemah tulang), cacat, kemandulan, lumpuh, penyakit jantung, dan kerusakan otak.PMS juga dapat menular ke bayi di dalam kandungan.




BAB III
PENUTUP
  1. A. KESIMPULAN
  • HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.
  • HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS.
  • Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.
  1. B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa HIV sangatlah berbahaya untuk tubuh kita jadi kita harus menghindari penularan HIV, kita dapat melakukan tindakan – tindakan berikut :
  • Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan AIDS.
  • Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan jangan berganti-ganti pasangan seksual.
  • Apabila  berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah alat  suntik itu steril atau tidak.
  • Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih  dahulu perikasakan apakah tranfusi darah itu bebas dari virus HIV.
  • Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas yang bersifat negatif.
  • Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun brosur-brosur, yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita memperhatikan denganbaik, agar segala sesuatu tentang AIDS dapat diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan diri sejak dini dari AIDS.
  • Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus AIDS tidak menular pada pasangan seksualnya.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU PANDUAN BELAJAR SPK, KURIKULUM 1994 Penerbit.  DEPDIKBUD/DEPKES, tahun 1997.
http://meetabied.wordpress.com/2010/02/20/makalah-aids/
http://911medical.blogspot.com/2007/06/human-immunodeficiency-virus-hiv.html
http://www.sehatgroup.web.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/HIV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar